kisah abu nawas, permainan logika

Cukup mengherankan kalau ada orang yang masih tak mengenal sosok Abu Nawas, terutama di dunia muslim. Kisah Abu Nawas begitu populer dan melegenda hampir ke seluruh penjuru dunia. Bahkan bisa dikatakan, tokoh muslim yang pertama kali dikenal seorang anak kecil, sebelum mengenal jauh tentang sejarah keislaman, adalah Abu Nawas. Populelaritas Abu Nawas tak hanya tersimpan dalam beragam literatur, tapi juga menjadi dongeng dari mulut ke mulut yang sangat digemari anak-anak. Tak heran kalau kisah-kisahnya kemudian tersebar turun-temurun sepanjang masa.
Banyak hal yang membuat kisah Abu Nawas sangat menarik. Di antaranya, kisah tersebut menghadirkan lelucon-lelucon cerdik yang bahkan tak sempat terlintas dalam benak seseorang. Kecerdikan Abu Nawas mampu menyulap sesuatu yang rumit menjadi hiburan menyenangkan. Bahkan, yang ditampilkannya bukanlah sebuah lelucon biasa, tapi lelucon yang dihasilkan melalui perenungan cerdas dalam mempermainkan logika. Dalam hal inilah Abu Nawas patut dikagumi. Tak seperti manusia madern yang menyanjung logika sebagai sarana mencari kebenaran, Abu Nawas menggunakan logika justru untuk membongkar dan membolak-balik apa yang dianggap benar oleh penguasa. Sehingga kebenaran bisa selalu berpihak kepada orang-orang lemah yang sering dirugikan, seperti yang tergambar dalam kisah “Mendemo Tuan Kadi”. Lebih dari itu, Abu Nawas menunjukkan bahwa pengetahuan sejati didapatkan melalui pengalaman langsung dalam realitas sosial, seperti yang tergambar dalam kisah “Raja dijadikan budak” atau “Orang-orang Kanibal”. Dan banyak lagi kisah-kisah lainnya yang menghibur sekaligus mencerdaskan.
Karena itulah kumpulan kisah Abu Nawas, berjumlah 27 kisah, yang ditulis dan dihimpun oleh MB. Rahimsyah ini perlu dibaca untuk membuka cakrawala pengetahuan kita tentang realitas sosial, terutama tentang hubungan antara penguasa dan rakyat, keberpihakan logika, dan pembelaan logis terhadap orang-orang lemah yang tertindas. Kalau para penguasa menggunakan logika untuk mengamankan posisi dan kepentingan mereka sendiri, maka diperlukan Abu Nawas-Abu Nawas baru yang mampu menyaingi, membongkar, dan mengarahkan logika pada kepentingan rakyat. Susah memang, karena kita cenderung memperlakukan logika sebagai sesuatu yang rumit dan membosankan. Karenanya, kita harus banyak belajar dari Abu Nawas tentang logika yang menghibur
sumber klik

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "kisah abu nawas, permainan logika"

Posting Komentar